Selasa, 10 Juli 2018

MASTITIS


BAB I
PENDAHULUAN

1.1       Latar belakang
ASI adalah salah satu jenis makanan yang mencukupi seluruh unsur kebutuhan bayi baik fisik, psikologis, sosial maupun spiritual.  Menyusui merupakan suatu proses alamiah. Berjuta-juta ibu diseluruh dunia berhasil menyusui bayinya tanpa pernah membaca buku tentang ASI. Seiring dengan perkembangan zaman, terjadi pula peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat sehingga pengetahuan lama yang mendasar seperti menyusui justru kadang terlupakan, menyusui adalah suatu pengetahuan yang selama berjuta-juta tahun mempunyai peran yang penting dalam mempertahankan kehidupan manusia.

Semakin disadari bahwa pengeluaran ASI yang tidak efisien akibat dari teknik menyusui yang buruk, merupakan penyebab penting terjadinya mastitis, tetapi dalam benak banyak petugas kesehatan, mastitis masih dianggap sama dengan infeksi payudara. Mereka sering tidak mampu membantu wanita penderita mastitis untuk terus menyusui, dan mereka bahkan mungkin menyarankan wanita tersebut untuk berhenti menyusui, yang sebenarnya tidak perlu. Mastitis dan abses payudara terjadi pada semua populasi, dengan atau tanpa kebiasaan menyusui. Insiden yang dilaporkan bervariasi dan sedikit sampai 33% wanita menyusui, tetapi biasanya dibawah 10%.

1.2       Tujuan
                       Tujuan Umum:
Ø  Untuk mengetahui upaya dan peran bidan dalam penanganan mastitis.
Tujuan Khusus:
1.      Untuk mengetahui mastitis.
2.      Mengetahui penyebab mastitis
3.      Mengetahui tanda dan gejala mastitis
BAB II
PEMBAHASAN

2.1       Definisi Mastitis
payudara
Mastitis adalah peradangan pada payudara. Mastitis ini dapat terjadi kapan saja sepanjang periode menyusui, tapi paling sering terjadi antara hari ke-10 dan hari ke-28 setelah kelahiran.

2.2       Penyebab Mastitis
                       Penyebab terjadinya mastitis sebagai berikut:
1.    Bayi tidak mau menyusu sehingga ASI tidak diberikan secara adekuat yang akan   menyebabkan mastitis jika tidak segera ditangani.
2.    Lecet pada puting susu yang menyebabkan kuman staphylococcus aureus masuk menyebabkan infeksi mastitis.
3.    Personal higiene ibu kurang, terutama pada puting susu.
4.    Bendungan air susu yang tidak adekuat di tangani sehingga menyebabkan mastitis.
5.    Bra yang terlalu ketat mengakibatkan segmental engorgement, jika tidak disusui dengan adekuat, maka bias terjadi mastitis.
6.    Ibu yang dietnya buruk, kurang istirahat, dan anemia akan mudah terkena infeksi.






2.3      Tanda dan Gejala
Selain pembesaran berat, prekursor tanda dan gejala mastitis biasanya tidak ada sebelum akhir minggu pertama pasca partum. Setelah masa itu, wanita mungkin mngelami gejala berikut ini :
1.    Nyeri ringan pada salah satu lobus payudara, yang diperberat jika bayi menyusui.
2.    Gejala seperti flu : nyeri otot, sakit kepala, keletihan.

Mastitis hamper selalu terbatas pada satu payudara. Tanda dan gejala actual mastitis meliputi hal – hal sebagai berikut :
1.    peningkatan suhu yang cepat dari (39,5 – 40 oC).
2.    Peningkatan kecepatan nadi.
3.    Mengigil.
4.    Malaise umum, sakit kepala.
5.    Nyeri hebat, bengkak, inflamasi, area payudara keras.

2.4        Pencegahan
Penanganan terbaik mastitis adalah dengan pencegahan. Pencegahan dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1.    Perawatan puting susu atau perawatan payudara.
2.    Susukan bayi setiap saat tanpa jadwal.
3.    Pembersihan puting susu sebelum dan sesudah menyusui untuk menghilangkan kerak dan susu yang sudah kering.
4.    Teknik menyusui yang benar, bayi harus menyusu sampai ke kalang payudara.
5.    Bra yang cukup meyangga tetapi tidak ketat.
6.    Perhatian yang cermat saat mencuci tangan dan perawatan payudara.
7.    Kompres hangat pada area yang terkena.
8.    Masase area saat menyusui untuk memfasilitasi aliran air susu.
9.    Peningkatan asupan cairan.
10. Istirahat.
11. Membatu ibu menentukan prioritas untuk mengurangi stress dan keletihan dalam kehidupannya.
12. Suportif, pemeliharaan perawatan ibu.
13. Menyusui secara bergantian payudara kiri dan kanan.
14. Untuk mencegah pembengkakan dan penyumbatan saluran, kosongkan payudara dengan cara memompanya.
15. Rajin mengganti bh / bra setiap kali mandi atau bila basah oleh keringat dan ASI, BH tidak boleh terlalu sempit dan menekan payudara.
16. Jika ibu melahirkan bayi lalu bayi tersebut meninggal, sebaiknya dilakukan bebat tekan pada payudara dengan menggunakan kain atau stagen dan ingat untuk minta obat penghenti ASI pada dokter atau bidan.

2.5       Penatalaksanaan
1.    Teruskan pemberian ASI meski payudara mengalami abses atau pembengkakan Tahan sakit. Pemberian ASI mempercepat penyembuhan.
2.    Kompres payudara dengan air hangat atau kain dibasahi air hangat.
3.    Cukup istrirahat dan tidur agar tubuh aktif memproduksi sistem imun guna memerangi infeksi mastitis.
4.    Minum antibiotik sesuai resep dokter.
5.    Makan makanan yang bergizi tinggi.
6.    Minum banyak air putih juga akan membantu menurunkan demam.
7.    Berikan antibiotik.
Pengobatan dengan antibiotik biasanya membutuhkan waktu 10-14 hari. Selama 24 sampai 48 jam setelah pengobatan antibiotik, gejala mulai berkurang. Namun obat tetap perlu diminum untuk mencegah kekambuhan.
8.    Menyesuaikan teknik menyusui.
Pastikan bahwa payudara benar-benar kosong payudara selama menyusui dan bayi berada pada posisi yang benar.



2.6       Penanganan dan Peran Bidan
1.    Payudara dikompres dengan air hangat.
2.    Untuk mengurangi rasa sakit dapat diberikan pengobatan analgetik.
3.    Untuk titismengatasi  infeksi diberikan antibiotika.
4.    Bayi mulai menyusu pada payudara yang mengalami peradangan.
5.    Anjurkan ibu selalu menyusui bayinya.
6.    Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi dan istirahat yang cukup.
7.    Konseling suportif
Mastitis merupakan pengalaman yang sangat nyeri dan membuat frustrasi, dan membuat banyak wanita merasa sangat sakit. Selain dengan penanganan yang efektif dan pengendalian nyeri, wanita membutuhkan dukungan emosional. Ibu harus diyakinkan kembali tentang nilai menyusui; yang aman untuk diteruskan; bahwa ASI dari payudara yang terkena tidak akan membahayakan bayinya; dan bahwa payudaranya akan pulih baik bentuk maupun fungsinya.
8.    Pengeluaran Asi Dengan Efektif
Dengan membantu ibu memperbaiki kenyutan bayi pada payudara, mendorong untuk sering menyusui, sesering dan selama bayi menghendaki, tanpa pembatasan, bila perlu peras ASI dengan tangan atau dengan pompa atau botol panas, sampai menyusui dapat dimulai lagi.     

2.7       Program Kebidanan
Program yang dapat dilakukan oleh bidan dalam kasus mastitis pada ibu nifas diantaranya yaitu:
1.    Melakukan Rooming In antara ibu dan bayi jika tidak ada komplikasi pada ibu maupun bayinya, agar mempererat hubungan kasih sayang antara ibu dan anak.
2.    Memberikan konseling dan edukasi tentang teknik menyusui yang baik dan benar segera setelah ibu melahirkan.
3.    Melatih ibu tentang cara menyusui yang baik serta teknik menyusui yang benar.
4.    Menjelaskan pada ibu tentang tanda dan gejala terjadinya mastitis.
5.    Menyarankan pada ibu untuk menjaga kebersihan payudaranya terutama puting susu dan sekitarnya.


























BAB III
PENUTUP

3.1         Kesimpulan
Mastitis adalah peradangan pada payudara. Mastitis ini dapat terjadi kapan saja sepanjang periode menyusui, tapi paling sering terjadi antara hari ke-10 dan hari ke-28 setelah kelahiran.

Penyebab terjadinya mastitis, yaitu: Bayi tidak mau menyusui, Lecet pada puting susu, Personal higiene ibu kurang, Bendungan air susu yang tidak adekuat di tangani,  Bra yang terlalu ketat, dan Ibu yang dietnya buruk, kurang istirahat, dan anemia. Tanda dan gejala actual mastitis, yaitu: Peningkatan suhu yang cepat dari (39,5 – 40 oC), Peningkatan kecepatan nadi, Mengigil, Malaise umum, sakit kepala serta Nyeri hebat, bengkak, inflamasi, area payudara keras. Penanganan dan peran Bidan, yaitu Payudara dikompres dengan air hangat, Untuk mengurangi rasa sakit dapat diberikan pengobatan analgetik, Untuk titismengatasi  infeksi diberikan antibiotika, Bayi mulai menyusu pada payudara yang mengalami peradangan, Anjurkan ibu selalu menyusui bayinya, Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi dan istirahat yang cukup.

3.2         Saran
1.      Makalah ini teman-teman tolong dipelajari dan tidak hanya jadikan tugas semata.
2.      Setelah mempelajari makalah ini, diharapkan masing-masing orang membuat rumusah masalah minimal dua.
3.      Sebagai mahasiswa kebidanan dapat mampu memberika asuhan kepada ibu nifas dalam  menangani masalah kasus mastitis.
4.      Sebagai mahasiswa kebidanan diharapkan dapat memahami penyebab dan gejala mastitis pada ibu nifas.


DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia.              (hlm: 29-30)

Siiaiyu.  2013. Makalah Askeb Ibu Nifas dengan Mastitis. Retreived:  Agustus 2013. From. http://siiaiyu11.blogspot.com/2013/08/makalah-askeb-ibu-nifas-dengan-mastitis.html

Ulfa Holiday. 2012. Mastitis Pada Masa Nifas. Retreived: Rabu, 07 November 2012. From. Http://ulfaholiday.blogspot.com/2012/11/mastitis-pada-masa-nifas.html



Tidak ada komentar:

Posting Komentar